Sederet Rencana Garuda Setelah Dinyatakan Lolos PKPU
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. lolos dari penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) setelah mayoritas krediturnya menyatakan setuju terhadap proposal perdamaian yang diajukan perseroan.
Homologasi atau perjanjian damai antara Garuda dan para kreditur tersebut akan dibacakan oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perseroan memiliki sederet rencana bisnis setelah PKPU.
Irfan berujar, Garuda akan mulai berfokus pada pemulihan industri penerbangan dengan menambah jumlah armada.
“Dengan armada yang kami miliki ditambah hasil PKPU ini, kami akan meningkatkan jumlah pesawat sesuai dengan kesepakatan bersama lessor,” ujar Irfan saat ditemui di kantornya, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, 16 Juni lalu.
Garuda kini hanya memiliki 29 unit pesawat.
Armada itu merupakan aset yang dimiliki perseroan.
Jumlah tersebut menyusut dari awal 2021 yang masih sebanyak 71 unit.
Kemudian pesawat Garuda kembali mengalami penurunan jumlah menjadi 33 unit pada Desember 2021.
Pesawat Garuda berkurang lantaran grounding notice dari lessor dan keterbatasan dana perusahaan untuk melakukan restorasi atau maintenance.
Irfan menuturkan, di tengah meningkatnya jumlah penumpang setelah kondisi Covid-19 membaik, Garuda ingin mengambil momentum menambah jumlah frekuensi penerbangan agar pasarnya tidak turun.
“Kita menghadapi situasi ketika demand penerbangan tinggi, jadi enggak mau loose opportunity itu.
Kami tidak ingin saat jumlah pesawat kami terbatas, pelanggan pindah naik ke maskapai lain,” ucap dia.
Selain menambah jumlah pesawat, Garuda akan merampingkan rute-rute penerbangannya.
Maskapai pelat merah itu bakal berfokus untuk mengoperasikan penerbangan ke rute-rute domestik dengan pergerakan penumpang yang tinggi, seperti Surabaya dan Denpasar.
Untuk rute internasional, maskapai pelat merah berencana melayani penerbangan di destinasi yang menguntungkan.
Selain itu, Garuda membuka kerja sama dengan maskapai luar negeri dalam bentuk code share.
Code share adalah perjanjian bisnis penerbangan yang memungkinkan dua maskapai berbagi rute yang sama.
Artinya, tiket penerbangan dapat dibeli di satu maskapai, padahal sebenarnya perjalanan itu dioperasikan oleh dua maskapai.
Irfan meyakini tahun ini, sektor industri penerbangan akan membaik.
Dia pun optimistis pasar Garuda tidak akan menyusut meski muncul kompetitor pesawat-pesawat baru, seperti Pelita Air.
“Enggak ada urusan dengan Pelita Air, mereka punya business plan sendiri,” ucap Irfan.
Selanjutnya, Garuda berencana mencari investor untuk mendukung rencana bisnisnya ke depan.
Irfan belum menggamblangkan karakteristik investor yang dibutuhkan oleh perseroan.
“Untuk urusan itu, pemegang saham (Garuda) yang lebih tahu,” katanya saat dihubungi di kesempatan terpisah.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.